KIMIA UNSUR
LOGAM
ALKALI
- logam paling reaktif
- ionik
- mudah larut dalam air
- semakin jari2 membesar
Titik leleh dan titik didih semakin rendah
Energi ion semakin rendah
Keelektronegatifan semakin rendah
Potensial elektrode semakin tinggi (kecuali Li)
- logam paling reaktif
- ionik
- mudah larut dalam air
- semakin jari2 membesar
Titik leleh dan titik didih semakin rendah
Energi ion semakin rendah
Keelektronegatifan semakin rendah
Potensial elektrode semakin tinggi (kecuali Li)
LOGAM
ALKALI TANAH
- sukar larut dalam tanah
- memiliki 2 elektron valensi
- semakin jari2 membesar
Titik leleh dan titik didih semakin rendah
Energi ion semakin rendah
Keelektronegatifan semakin rendah
Potensial elektrode semakin tinggi
Kereaktifan semakin tinggi
- sukar larut dalam tanah
- memiliki 2 elektron valensi
- semakin jari2 membesar
Titik leleh dan titik didih semakin rendah
Energi ion semakin rendah
Keelektronegatifan semakin rendah
Potensial elektrode semakin tinggi
Kereaktifan semakin tinggi
AIR
SADAH
- mengandung Mg2+ dan Ca2+
- CaSO4, MgSO4, Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2
- mengendapkan sabun
- membentuk scum
- dihilangkan kesadahan dengan cara pemanasan
Ca(HCO3)2 -> CaCO3 + H2O + CO2
- mengandung Mg2+ dan Ca2+
- CaSO4, MgSO4, Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2
- mengendapkan sabun
- membentuk scum
- dihilangkan kesadahan dengan cara pemanasan
Ca(HCO3)2 -> CaCO3 + H2O + CO2
(+)AIR
SADAH
- menyediakan kalsium bagi tubuh
- rasa lebih baik daripada air lunak
- timbel pipa air lebih sukar larut
- menyediakan kalsium bagi tubuh
- rasa lebih baik daripada air lunak
- timbel pipa air lebih sukar larut
(-)AIR
SADAH
- memboroskan sabun
- scum dapat meninggalkan noda pada pakaian
- membentuk karang pada ketel / pipa radiator
- memboroskan sabun
- scum dapat meninggalkan noda pada pakaian
- membentuk karang pada ketel / pipa radiator
MENGHILANGKAN
KESADAHAN
- distilasi (penyulingan)
- penambahan soda pencuci Na2CO3
- menggunakan resin penukar ion (Na+ ditukar dengan Ca2+)
- distilasi (penyulingan)
- penambahan soda pencuci Na2CO3
- menggunakan resin penukar ion (Na+ ditukar dengan Ca2+)
a.
Sifat Logam
Secara kimia, sifat
logam dikaitkan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan melepas elektron
membentuk ion positif. Jadi, sifat logam tergantung pada energi ionisasi. Ditinjau
dari konfigurasi elektron, unsur- unsur logam cenderung melepaskan elektron
(memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur bukan logam
cenderung menangkap elektron (memiliki keelektronegatifan yang besar).
Sesuai dengan
kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka sifat logam-nonlogam
dalam periodik unsur adalah:
1.
Dari
kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat
nonlogam bertambah.
2.
Dari
atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat
nonlogam berkurang.
Jadi, unsur-unsur
logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik unsur, sedangkan
unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Batas logam dan nonlogam
pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal,
sehingga unsurunsur di sekitar daerah perbatasan antara logam dan nonlogam itu
mempunyai sifat logam sekaligus sifat nonlogam. Unsur-unsur itu disebut unsur
metaloid. Contohnya adalah boron dan silikon. Selain itu, sifat logam juga
berhubungan dengan kereaktifan suatu unsur. Reaktif artinya mudah bereaksi.
Unsur-unsur logam pada sistem periodik unsur makin ke bawah semakin reaktif
(makin mudah bereaksi) karena semakin mudah melepaskan elektron. Sebaliknya,
unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik makin ke bawah makin kurang
reaktif (makin sukar bereaksi) karena semakin sukar menangkap elektron. Jadi,
unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali) dan unsur
nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen) (Martin S.
Silberberg, 2000).
b.
Titik Leleh dan Titik Didih
Berdasarkan titik
leleh dan titik didih dapat disimpulkan sebagai berikut.
·
Dalam
satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai
golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah
dimiliki oleh unsur golongan VIIIA.
·
Dalam
satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan: unsur-unsur golongan IA –
IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke bawah; unsur-unsur
golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi.
Tabel Periodik Mengenai Periode, Golongan, Logam dan
Non Logam
Tabel Periodik
Mengenai Periode, Golongan, Logam dan Non Logam
Untuk mensintesis
banyak dari apa yang diketahui tentang sifat-sifat elemen, mereka sering
ditampilkan dalam apa yang disebut tabel periodik. Sebuah TP ditunjukkan
pada Gambar 2.7.
Dalam Tabel
Periodik simbol untuk unsur disusun menurut urutan nomor atom. Dua
fitur penting dari tabel periodik adalah pengaturan dari elemen ke dalam
periode dangolongan.
Periode
Baris mendatar pada tabel
periodik disebut periode. Periode berisi nomor yang
berbeda dari unsur. Periode pertama hanya berisi hidrogen (H)
dan helium (He). Periode kedua berisi delapan unsur dimulai dengan lithium (Li)
dan diakhiri dengan neon (Ne). Ada perubahan stabil pada sifat dari unsur
silang periode. Pada periode ketiga, misalnya, terjadi penurunan pada
sifat logam dari elemen dimulai dengan logam yang sangat reaktif, natrium
(Na) dan berakhir dengan argon (Ar), logam tidak reaktif.
Golongan
Kolom vertikal pada
tabel periodik disebut golongan dan nomor I dan II di sisi
kiri dan nomor III ke VIII di sisi kanan. Terdapat sepuluh kolom di tengah
tabel periodik dan unsur-unsur pada kolom tersebut secara kolektif disebut
logam transisi.
Unsur dalam satu golongan mempunyai
beberapa sifat yang sama. Litium (Li), natrium (Na), dan kalium (K) dalam
golongan I, misalnya, lunak, merupakan logam reaktif. Unsur-unsur tersebut
dikenal sebagai logam alkali. Demikian juga, unsur-unsur dalam golongan VIII,
helium (He), neon (Ne), argon (Ar) dan seterusnya merupakan gas yang tidak
reaktif. Unsur-unsur tersebut dikenal gas mulia atau gas inert.
Logam dan non-logam
Pada TP garis diagonal ditandai dari
puncak golongan ketiga hingga sudut kanan bawah. Diagonal ini memisahkan logam
dari non-logam. Unsur-unsur dari kiri dan bawah diagonal adalah logam, dengan
pengecualian hidrogen. Jadi kalium (K), krom (Cr), perak (Ag) dan aluminium
(Al) merupakan logam.
Unsur-unsur dari kanan dan atas
diagonal adalah non logam. Yang terdiri karbon (C), klorin (Cl) dan xenon (Xe).
Sepanjang diagonal terdapat beberapa
unsur-unsur, terutama boron (B), silikon (Si), germanium (Ge), arsen (As),
antimoni (Sb) dan telurium (Te) yang sulit dikasifikasikan sebagai logam atau
non-logam. Unsur-unsur tersebut sering disebut sebagai semi-logam atau
metalloid.
Angka yang tertulis diatas setiap
symbol dalam TP adalah nomor atom unsur-unsur. Sebagai catatan unsur-unsur
disusun berdasarkan kenaikan nomor atom.
Logam
alkali tanah adalah nama unsur-unsur yang terletak pada golongan IIA pada
sistem periodik unsur, yaitu berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca),
strontium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra).
Logam golongan IIA mempunyai banyak kemiripan sifat dengan logam golongan alkali (IA) terutama dalam hal kemampuan dalam membentuk basa. Namun, basa yang dihasilkan oleh logam alkali tanah lebih lemah dibandingkan dengan basa yang dihasilkan oleh logam alkali. Logam golongan IIA umumnya ditemukan dalam tanah berupa senyawa tak larut. Hal ini yang menyebabkan golongan ini dinamakan logam alkali tanah (alkaline earth metal).
Reaktivitas logam alkali tanah
Logam alkali tanah kurang reaktif bila dibandingkan dengan logam alkali yang seperiode dengannya. Hal ini terjadi karena logam alkali tanah mempunyai jari-jari atom yang lebih kecil daripada jari-jari atom logam alkali sehingga energi ionisasi logam alkali tanah lebih besar. Selain itu logam alkali tanah mempunyai dua elektron valensi (ns2) sehingga ikatan antara atom-atom menjadi kuat.
Senyawa logam alkali tanah pada suhu kamar berwujud padat, berwarna putih keperakan kecuali Berilium berwarna abu-abu. Reaktivitas logam alkali tanah terhadap air berbeda-beda. Berilium tidak bereaksi dengan air; magnesium bereaksi lambat dengan air mendidih; kalsium, stronsium, dan barium cukup reaktif terhadap air dingin.
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2157040-logam-alkali-tanah-golongan-iia/#ixzz2A6VMYMLu
Logam golongan IIA mempunyai banyak kemiripan sifat dengan logam golongan alkali (IA) terutama dalam hal kemampuan dalam membentuk basa. Namun, basa yang dihasilkan oleh logam alkali tanah lebih lemah dibandingkan dengan basa yang dihasilkan oleh logam alkali. Logam golongan IIA umumnya ditemukan dalam tanah berupa senyawa tak larut. Hal ini yang menyebabkan golongan ini dinamakan logam alkali tanah (alkaline earth metal).
Reaktivitas logam alkali tanah
Logam alkali tanah kurang reaktif bila dibandingkan dengan logam alkali yang seperiode dengannya. Hal ini terjadi karena logam alkali tanah mempunyai jari-jari atom yang lebih kecil daripada jari-jari atom logam alkali sehingga energi ionisasi logam alkali tanah lebih besar. Selain itu logam alkali tanah mempunyai dua elektron valensi (ns2) sehingga ikatan antara atom-atom menjadi kuat.
Senyawa logam alkali tanah pada suhu kamar berwujud padat, berwarna putih keperakan kecuali Berilium berwarna abu-abu. Reaktivitas logam alkali tanah terhadap air berbeda-beda. Berilium tidak bereaksi dengan air; magnesium bereaksi lambat dengan air mendidih; kalsium, stronsium, dan barium cukup reaktif terhadap air dingin.
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2157040-logam-alkali-tanah-golongan-iia/#ixzz2A6VMYMLu
Unsur-unsur
golongan IIA disebut juga alkali tanah sebab unsur unsur tersebut bersifat basa
dan banyak ditemukan dalam mineral tanah. Logam alkali tanah umumnya reaktif,
tetapi kurang reaktif jika
dibandingkan dengan logam alkali.
Unsur–unsur
logam alkali tanah
Berilium
Kalsium Stronsium Barium
Magnesium
1.
Kelimpahan Unsur Logam Alkali Tanah
Di
alam unsur-unsur alkali tanah terdapat dalam bentuk senyawa.Magnesium dan kalsium
terdapat dalam batuan silikat dan aluminosilikat sebagai kationiknya. Oleh
karena kation-kation dalam silikat itu larut dalam air dan terbawa oleh air
hujan ke laut maka ion-ion Ca2+ dan Mg2+ banyak ditemukan di laut, terutama
pada kulit kerang sebagai CaCO3. Kulit kerang dan hewan laut lainnya yang mati
berakumulasi membentuk deposit batu kapur. Magnesium dalam air laut bereaksi
dengan sedimen kalsium karbonat menjadi dolomit, CaCO3.MgCO3. Mineral utama
berilium adalah beril, Be3Al2(SiO3)6
Mineral
beril, Be3Al2(SiO3)6
mutiara
dari jenis aquamarin (biru terang), dan emerald (hijau tua). Stronsium terdapat
dalam celestit, SrSO4, dan stronsianat, SrCO3. Barium ditemukan dalam barit,
BaSO4, dan iterit, BaCO3. Radium terdapat dalam jumlah kecil pada bijih
uranium, sebagai unsur radioaktif.
2.
Sifat-Sifat Unsur Logam Alkali Tanah
Kalsium,
stronsium, barium, dan radium membentuk senyawa ion bermuatan +2. Magnesium
kadang-kadang bersifat kovalen dan berilium lebih dominan kovalen. Magnesium dengan air dapat bereaksi dalam keadaan panas.
Sifat-Sifat
Fisika dan Kimia Unsur-Unsur Golongan Alkali Tanah
Kekerasan
logam alkali tanah berkurang dari atas ke bawah akibat kekuatan ikatan antaratom
menurun. Hal ini disebabkan jarak antaratom pada logam alkali tanah bertambah
panjang. Berilium merupakan logam berwarna abu dan kekerasannya mirip dengan
besi, serta cukup kuat untuk menggores kaca. Logam alkali tanah yang lain
umumnya berwarna perak dan lebih lunak dari berilium, tetapi lebih keras jika
dibandingkan dengan logam alkali.
Titik
leleh dan titik didih logam alkali menurun dari atas ke bawah dalam sistem
periodik. Hal ini disebabkan oleh jari-jari atom yang bertambah panjang. Energi
ionisasi kedua dari unsur-unsur golongan IIA relatif rendah sehingga mudah
membentuk kation +2. Akibatnya, unsurunsur cukup reaktif. Kereaktifan logam
alkali meningkat dari atas ke
bawah
dalam sistem periodik. Pada suhu kamar, berilium tidak bereaksi dengan air,
magnesium bereaksi agak lambat dengan air, tetapi lebih cepat dengan uap air.
Adapun kalsium dan logam alkali tanah yang di bawahnya bereaksi dengan air pada
suhu kamar. Reaksinya:
Ca(OH)2(aq)
+ H2(g) Ca(s) +
2H2O() ⎯⎯→
Logam
alkali tanah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida. Barium dapat membentuk
peroksida. Barium peroksida terbentuk pada suhu rendah dan terurai menjadi
oksida pada 700°C. Kalsium, stronsium, dan barium bereaksi dengan hidrogen
membentuk logam hidrida. Adapun magnesium dapat bereaksi dengan hidrogen pada
tekanan tinggi dengan bantuan katalis MgI2.
CaH2(s) Ca(s) + H2(g) ⎯⎯→
⎯M⎯gI2⎯→MgH2(s)ÄMg(s) + H2(g) ⎯
Semua
unsur alkali tanah bereaksi langsung dengan halogen membentuk halida, dengan
nitrogen dapat membentuk nitrida pada suhu tinggi, misalnya magnesium nitrida:
Mg(s)
+ N2(g)⎯⎯→Mg3N2(s)
Pembakaran
unsur-unsur alkali tanah atau garamnya dalam nyala bunsen dapat memancarkan
spektrum warna khas. Stronsium berwarna krimson, barium hijau-kuning, dan
magnesium putih terang.Magnesium jika dibakar akan
mengeluarkan cahaya sangat terang.Nyala logam alkali tanah.Oleh karena garam-garam alkali tanah menghasilkan nyala beraneka
warna, sering dipakai sebagai bahan untuk membuat kembang api.
3. Pembuatan dan Kegunaan Unsur Logam
Alkali Tanah
Logam-logam
alkali tanah diproduksi melalui proses elektrolisis lelehan garam halida
(biasanya klorida) atau melalui reduksi halida atau oksida. Magnesium
diproduksi melalui elektrolisis lelehan MgCl2. Air laut mengandung sumber ion
Mg2+ yang tidak pernah habis. Rumah tiram yang banyak terdapat di laut
mengandung kalsium karbonat sebagai sumber kalsium. Pembuatan logam magnesium
dari air laut telah dikembangkan oleh berbagai industri kimia
Jika
rumah tiram dipanaskan, CaCO3 terurai membentuk oksida:
⎯→CaO(s)
+ CO2(g)ÄCaCO3(s)⎯
Penambahan
CaO ke dalam air laut dapat mengendapkan magnesium menjadi hidroksidanya:
Mg(OH)2(s)
+ Ca2+(aq) Mg2+(aq)
+ CaO(s) + H2O()⎯⎯→
Selanjutnya,
Mg(OH)2 disaring dan diolah dengan asam klorida menjadi magnesium klorida.
MgCl2(aq)
+ 2H2O() Mg(OH)2(s)
+ 2HCl(aq) ⎯⎯→
Setelah
kering, garam MgCl2 dilelehkan dan dielektrolisis:
Mg()
+ Cl2(g) → °MgCl2() ⎯E⎯lek⎯troli⎯sis 1⎯.700⎯
Magnesium
dapat juga diperoleh dari penguraian magnesit dan dolomit membentuk MgO.
Kemudian, direduksi dengan ferosilikon (paduan besi dan silikon). Logam
magnesium banyak digunakan sebagai paduan dengan aluminium, bertujuan untuk
meningkatkan kekerasan dan daya tahan terhadap korosi. Oleh karena massa jenis
paduan Mg–Al ringan maka paduan tersebut sering digunakan untuk membuat
kerangka pesawat terbang atau beberapa bagian kendaraan. Sejumlah kecil
magnesium digunakan sebagai reduktor untuk membuat logam lain, seperti berilium
dan uranium. Lampu blitz pada kamera analog menggunakan kawat magnesium berisi
gas oksigen menghasilkan kilat cahaya putih ketika logam tersebut terbakar.
2MgO(s)
+ Cahaya 2Mg(s) +
O2(g) ⎯⎯→
Kalsium
dibuat melalui elektrolisis lelehan CaCl2, juga dapat dibuat melalui reduksi
CaO oleh aluminium dalam udara vakum. Kalsium yang dihasilkan dalam bentuk uap
sehingga dapat dipisahkan.
⎯→3Ca(g)
+ Al2O3(s) °3CaO(s)
+ 2Al() ⎯1⎯.200⎯
Jika
logam kalsium dipadukan dengan timbel akan menghasilkan paduan yang cukup
keras, digunakan sebagai elektrode pada accu. Elektrode ini tahan terhadap
elektrolisis air selama proses isi-ulang, sehingga accu dapat diperbarui.
Kalsium juga digunakan sebagai zat pereduksi dalam pembuatan beberapa logam
yang kurang umum, seperti thorium.
⎯→Th(s)
+ 2CaO(s) °ThO2(s)
+ 2Ca()⎯1⎯.000⎯
Berilium
diperoleh dari elektrolisis berilium klorida, BeCl2. Natrium klorida
ditambahkan untuk meningkatkan daya hantar listrik lelehan BeCl2. Selain itu,
berilium juga dapat dibuat melalui reduksi garam fluoridanya oleh logam
magnesium.
⎯C→MgF2()
+ Be(s)°BeF2()
+ Mg()⎯9⎯50
Berilium
merupakan logam mahal. Ini disebabkan manfaatnya tinggi. Jika sejumlah kecil
tembaga ditambahkan ke dalam berilium, akan menghasilkan paduan yang kerasnya
sama dengan baja. Adapun, barium dihasilkan melalui reduksi oksidanya oleh
aluminium. Walaupun stronsium sangat sedikit digunakan secara komersial,
stronsium dapat diproduksi melalui proses yang serupa.
4.
Pembuatan dan Kegunaan Senyawa Alkali Tanah
Senyawa
logam alkali tanah dengan beberapa aplikasinya dalam industri dan rumah tangga
Manfaat
Senyawa Logam Alkali Tanah:
Mineral
kalsium karbonat dan kulit kerang adalah sumberkomersial sangat murah dan
melimpah di alam. Jika dipanaskan hingga 900°C, karbonat terurai melepaskan
karbon dioksida dan menghasilkan kalsium oksida, yang secara komersial dikenal
sebagai kapur tohor. Kapur tohor digunakan pada pembuatan baja. Penambahan zat
tersebut ke dalam lelehan besi yang mengandung silikat akan bereaksi dengan
silikat membentuk ampas yang mengapung pada permukaan lelehan besi. Reaksinya
tergolong asam-basa Lewis:
oksida
basa oksida asam ampas kalsium silikat
Kalsium
hidroksida, Ca(OH)2 digunakan sebagai bahan pengisi pada pembuatan kertas, dan
untuk membuat gigi buatan bersama-sama senyawa fluorin. Senyawa CaO dan Ca(OH)2
digunakan untuk melunakkan air sadah. Jika air sadah yang mengandung Ca(HCO3)2
diolah dengan Ca(OH)2, semua ion kalsium diendapkan sebagai kalsium karbonat.
Ca2+(aq) + 2HCO3(aq) + Ca(OH)2(aq) ⎯⎯→2CaCO3(s)+
2H2O() Senyawa MgCO3 jika dipanaskan di atas 1.400°C, akan menjadi
MgO yang bersifat agak inert. MgO digunakan untuk membuat bata tahan api
(tungku pirolisis). Jika MgO dibuat pada suhu lebih sekitar 700°C, akan
diperoleh serbuk oksida yang larut dalam asam dan digunakan sebagai aditif
makanan hewan, merupakan sumber ion Mg2+ dalam nutrien. Senyawa penting dari
barium adalah BaSO4. Senyawa ini digunakan pada penggilingan minyak dalam
bentuk bubur, berfungsi sebagai perekat gurdi penggilingan. BaSO4 juga tidak
dapat di tembus sinar-X sehingga senyawa ini digunakan untuk diagnosa sinar-X
Fotografi sinar-X pada usus manusia
menggunakan senyawa BaSO4
Senyawa
barium yang larut dalam air tidak dapat digunakan sebab bersifat racun, tetapi
suspensi BaSO4 yang terdapat sebagai ion barium, racunnya dapat diabaikan.
Daftar
Kelarutan Senyawa Alkali Tanah di Dalam Air
Tabung berisi
gas mulia yang berpendar. Dari kiri ke kanan: He, Ne, Ar, Kr, Xe
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA
(18) dalam tabel periodik. Disebut mulia karena unsur-unsur ini
sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Tidak ditemukan satupun senyawa alami
dari gas mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi
elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet (duplet untuk Helium). Kestabilan gas
mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah (bertanda
positif). Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-benar inert. Pendapat ini dipatahkan, setelah pada
tahun 1962, Neil
Bartlett, seorang ahli
kimia dari Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6.
Sejak itu, berbagai senyawa gas mulia berhasil dibuat.
Gas mulia
adalah gas yang mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan
susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan dalam sektor
perindustrian. Berikut adalah gas-gas mulia:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar